Dengan Samar Mata Ini Mengusap Hawa
Dingin Yang
Menyentuh Kalbu,
Simphoni Dan Alunan Suara Merdu
Dari Penguasa Langit
Menyapa Ku,
Dan Ku Menapakkan Kaki Menelusuri Jalan
Dan Membuka
Kabut Pagi,
Mentari Telah Membuka Tirai Penerangnya, Bersatu
Dengan Salam Hangatnya
Balutan Senyum
Bersahaja Para Pengembara Karunianya Pecah
Suara Rangkaian Melodi Mengalunkan Kesempurnaan
Seruan Merdu Hadir Dari Ujung Hamparan Padang Ilalang
Menambah Ramainya Ruang-Ruang Kosong Khayalku
Ku Tegakkan Hamparan Mimpi Yang Terbalut Doa
Seuntai Kebisuan Telah Menjadi Ukiran Kata Mutiara
Ku Ingin Ubah Keletihan Menjadi Gelombang Kekuatan
Dan Ingin Ku Gali Kedangkalan Setiap Langkahku
Bongkahan Besi Yang Berkarat, Kayu-Kayu Yang Rapuh
Bagaikan Gugusan Hati Yang Tak Terjamah
Dan Ku Coba Uraikan Perlahan Jalinan Jerami Usang
Untuk Ku Rangkai Menjadi Ladang-Ladang Amalku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar